BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam teknik
biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang
murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar.
Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pemindahan
biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur
laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan
teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme. Medium akan menstimulir
pertumbuhan mikroba yang dipelihara karena mengandung komponen-komponen yang
dibutuhkan oleh mikroba tersebut seperti senyawa-senyawa organik (ptotein,
karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin) sehingga akan memperoleh biakan
mikroorganisme yang murni dan dapat melihat mikroorganisme yang ada disekitar
kita.
Pentingnya
mengisolasi suatu mikroba dari lingkungan kita seperti pada makanan (subtrat
padat), minuman (subtrar cair) atau pada diri kita sendiri karena banyaknya
mikroba / bakteri yang sulit untuk diamati
atau dibedakan secara langsung oleh panca indera. Sehingga dengan
isolasi akan mempermudah kita untuk melihat dan mengamati bentuk-bentuk
pertumbuhan mikroba pada beberapa medium yang berbeda-beda serta melihat
morfologi dari mikroba tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
dalam praktikum yaitu bagaimana cara mengisolasi dan melihat mikroorganisme
disekitar kita, serta bagaimana cara menginokulasi mikroorganisme yang murni
dan melihat morfologinya.
C.
Maksud Percobaan
Maksud dari
percobaan ini adalah untuk untuk mengetahui dan memahami cara penanaman dan isolasi
mikroorganisme disekitar kita.
D. Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk
:
1.
Menanam
atau menginokulasi bakteri Pseudomonas aeroginosa pada medium
Agar tegak, Agar miring, dan medium cair
2.
Untuk
mengisolasi mikroorganisme dari sampel Air kanal pampang, air cucian piring,
air sumur, air laut pantai losari, tanah R.S Wahidin, tanah Kuburan Cina, oreo,
biskuit biskuat, susu ultra, mizone, sirup marjan, teh botol sosro, kotoran
ketiak, kotoran gigi, kotoran telinga dan ketombe pada medium TEA (Tauge
Ekstrak Agar) dan PDA (Potato Dextrosa Agar)
E. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara
mengisolasi mikroorganisme dengan metode agar tuang, gores, tabur dan sebar,
serta cara menginokulasi mikroorganisme dengan metode agar miring, agar tegak
dan medium cair.
F.
Kerangka fikir


Bentuk koloni,
Struktur dalam, Sudut Elepasi, Tepi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Singkat
Mikroba yang menular bagi manusia terdapat hampir dimana
sajadalam lingkungan hidupnya, termasuk tanah, air, makanan dan hewan lain.
Namun reservoir yang paling signifikan adalah manusia, baik floramanusia lain
maupun flora sendiri. Pada kenyataannya, mikroba yang menyebabkan banyak infeksi adalah anggota dari flora asli penjamu. Mikroorganisme ini berdiam tanpa membahayakn dalam tubuh penjamusecara
mutualistis atau simbiotis. Namun, keadaan pada penjamu dapat menyebabkan
hubunga hubungan tersebut menjadi bersifat parasitis, dan mikroorganisme yang sama akan menyebabkan morbiditas dan/ atau mortalitas pada penjamu.
Mikrobiologi ialah telah mengenai organisme hidup yang berukuran
mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme : bakteri, protozoa, virus, serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari
banyak segi mengenai jasad-jasad renik
ini (juga dinamakan mikrobe atau protista); dimana ciri-cirinya,
kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya,
pengendaliannya, dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahteraan kita (Michael
J, 1986).
Metode yang di gunakan untuk mendapatkan
koloni bakteri sebagai sumber biakan murni yaitu metode goresan
(Streak-plate method) dan metode tuang (pour-plate method) (Zaraswati, 2004).
Metode Piringan Goresan
(Streak plate method)
Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45 C, dituang kedalam cawan
petri steril (cawan gelas dengan garis tengah 3 inci) dan dibiarkan sampai
menjadi padat. Kemudian dengan kawat gelang penginokulasi yang penuh dengan
biakan campuran, goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada beberpa metode
penggoresan yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan
sebagian besar organisme pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran
dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian
kebagian lain cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin
berkurang. Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan
bakteri individual cukup terpisah satu sama lain. Sehingga setelah mengalami
pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri individual akan benar-benar
terpisah satu sama lain. Kemudian, koloni tunggal dapat dipindahkan kemedium
steril, dan akan tumbuhlah biakan murni (Zaraswati, 2004).
Metode Tuang
(Pour plate method)
Terdiri atas penginokulasian biakan
campuran kedalam tabung uji yang
mengandung agar mencair yang telah
didinginkan pada suhu 45 C. Isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh
medium. Campuran itu kemudian dituangkan kedalam cawan petri steril dan
dibiarkan padat. Pertumbuhan kjoloni terjadi baik dalam medium. Tujuan pada
kedua prosedur ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehinga sel-sel
itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah dalam medium yang padat.
Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni.
Dalam praktek, sering piringnan kedua digores kembali dengan organisme yang
berasal dari koloni yang diisolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh
adalah biakan murni (Zaraswati, 2004).
Media Biakan
Beberapa bakteri dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon oraganik seperti gula.
Bakteri lain memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yang kepadanya
ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lain, hampir semua media yang
dipakai sehari-hari dapat dibeli secara
kom ersial sebagai tepung kering. Jadi untuk membuat suatu medium yang harus
dilakukan ialah menimbang jumlah tepung yang diperlukan, menambahkan air, dan
mensterilkan sebelum dipakai (Zaraswati, 2004).
Untuk menumbuhkan bakteri pada permukaan padat 1,5 sampai 2 % agar
ditambahkan pada medium yang dipilih, disiapkan dalam tabung yang kemudian
ditutup dan disterilkan. Sesudah disterilisasi dan selagi campuran itu masih
cair, tabung kadang-kadang dimiringkan setelah menjadi padat akan diperoleh
luas permukaan yang besar guna pertumbuhan bakteri. Ini biasanya disebut
miring, sebagai kontras dengan tabung agak penuh yang telah dibiarkan menjadi
padat pada posisi tegak lurus yang disebut dalam. Yang tgerakhir ini
diinokulasikan dengan cara tusukan (suatu jarum inokulasi ditusukkan kedalam
medium yanmg setengah padat dalam tabung tegak lurus yang menghasilkan
pertumbuhan organisme sepanjang tusukan itu) (Zaraswati, 2004).
Pada mikroba penyebab penyakit,
patogenitas bakteri ditentukan oleh kemampuannya menimbulkan penyakit. Serologi
juga digunakan dalam pencirian mikroba, cabang ilmu ini sangat bermanfaat dalam
identifikasi kelompok tertentu seperti Salmonella
dan Shigella.
Mikroorganisme yang akan diisolasi dapat berupa biakan murni atau populasi
campuran. Bila biakan yang akan diidentifikasi ini tercemar, perlu dilakukan
pemurnian terlebih dahulu. Lazimnya, pemurnian dilakukan dengan cara menggores
suspensi mikroba yang akan diisolasi pada agar lempengan. Stelah diperoleh
koloni terpisah, dibuat pewarnaan Gram dari beberapa koloni untuk melihat
kemurnian biakan (Lay. Bibiana, 1994).
Setelah diperoleh biakan murni dapat dilakukan serangkaian uji untuk
memperoleh ciri morfologi dan biokimia dari isolat. Setiap uji yang dilakukan
harus menggunakan kontrol untuk mengetahui apakah media serta reagens yang
digunakan memenuhi persyaratan. Selain itu kontrol digunakan untuk melihat
bahwa tekhnik yang digunakan benar dan tepat. Untuk melihat bahwa media yang
digunakan bekerja dengan baik dapat digunakan mikroba yang memberikan hasil
positif dan negatif (Lay. Bibiana, 1994).
Koloni mikroba yang tumbuh mempunyai bentuk bermacam-macam tergantung jenis
mikroba yang tumbuh dan macam media yang digunakan. Di dalam media
cair, mikroba akan tumbuh dalam waktu 24-48 jam. Pertumbuhan
mikroba di dalam suatu medium cair dapat dilihat dalam berbagai bentuk,
misalnya :
Ø Kekeruhan, yang biasanya
terlihat pada seluruh bagian medium.
Ø Pertumbuhan pada permukaan
yang dapat berbentuyk polikel, cincin, flokulan atau membran.
Ø Sedimen, endapan yaitu
kumpulan sel-sel yang mengumpul pada dasar tabung dan akan menyebar lagi jika
tabung digerakkan atau dikocok.
Agar miring
merupakan suatu bentuk medium yang digunakan untuk membiakan mikroba, terutama
yang bersifat aerobik atau aerobik fakultatif, sedangkan agar tegak sering
digunakan dalam uji motilitas mikroba. Kultur mikroba dapat juga dibiakkan
dengan cara menginokulasi pada agar cawan, kemudian penyebaran kultur di atas
agar, dilakukan dengan pertolongan loop yang dilengkungkan bagian atasnya, atau
menggunakan batang gelas (Chairuddin Lakare, 1999).
Ada beberapa cara untuk menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu :
goresan langsung, goresan kuadran dan goresan radian. Sedangkan koloni yang
tumbuh pada agar cawan dapat dibedakan dalam besarnya, warna, penampakannya
apakah keruh atau bening, bentuk penyebarannya, bentuk kemunculannya di atas
dan bentuk permukaan (Chairuddin Lakare, 1999).
Dalam pengerjaan mikrobiologi, semua pekerjaan
dilakukan secara aseptis, di mana kontaminasi oleh mikroba lain yang tidak
dikehendaki dicegah semaksimal mungkin. Pekerjaan aseptis ini dilakukan di
dalam enkas dan harus dilakukan secara hati-hati tetapi secepat mungkin untuk
menghindari kontaminasi. (Chairuddin
Lakare, 1999).
B. Uraian Bahan
1. Air suling (Ditjen
POM, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling/aquades.
RM/BM : H2O/18,02.
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
2.
Alkohol
(Ditjen
POM, 1979)
Nama resmi : AETANOLUM
Nama lai : Etanol
Rumus molekul : C2H5OH
Pemerian : Cairan tak berwarna,
jernih, mudah menguap, dan mudah bergerak , bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dan
memberikan warna biru tanpa asap.
Kelarutan :sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dalam eter P.
Penyimpanan : dalam wadah
tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari nyala api
Kegunaan : Sebagai antiseptik.
3 Agar (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi
: AGAR
Sinonim :
Agar-Agar
Pemerian : Berkas potongrpih atau butiran, jingga lemah kekuningan sampai kuning pucat atau berwarna, tidak berbau atau
lemah, rasa berlendir.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air , dan larut
dalam air mendidih.
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.
4. Pepton (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : PEPTON
Sinonim : Pepton Kering
Pemerian : Serbuk;
kuning kemerahan sampai coklat; bau khas,
tidak busuk.
Kelaruta : Larut
dalam air; memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang
bereaksi agak asam; praktis tidak larut dalam etanol (95 %) P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba.
5. Sukrosa (Ditjen
POM, 1995)
Nama Resmi : SUCROSUM
Sinonim : Sukrosa, gula tebu
Pemerian : Hablur putih atau
tidak berwarna, massa hablus atau bentuk kubus, serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa manis, stabil di udara, larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, tidak mudah
larut dalam mendidih, sukar larut dalam
etanol
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik.
RM/BM : C12H22O11
/ 342,20
Kegunaan : Sebagai campuran medium TEA
6. Ekstrak
Beef (Ditjen POM, 1995)
Nama resmi : BEEF
EXTRAK
Sinonim : Kaldu
nabati dan kaldu hewani.
Pemerian : Berbau
dan berasa pada lidah.
Kelarutan : Larut
dalam air dingin.
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba
7. Tauge
(Klasifikasi”http://id. wikipedia. org/ wiki/ kacang hijau”)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub
Diviso : Angiospermae
Class : Magnoliopsida
Ordo : fabales
Familia : Fabaceae
Genus : Vigina
Spesies : Vigina radiate
Kegunaan : Untuk
ekstraknya; sebagai sumber nutrien mikroba.
C. Uraian Sampel
1. Air
a.
Cucian piring
Tempat pengambilan :
Waktu pengambilan : Minggu,
6 Mei 2012 / Pukul
Kegunaan : Metode tuang
b.
Kanal pampang
Tempat pengambilan :
Pampang
Waktu pengambilan : Minggu,
6 Mei 2012 / Pukul
Kegunaan : Metode tuang
c.
Pantai Losari
Tempat pengambilan :
Pantai losari
Waktu pengambilan : Minggu,
6 Mei 2012 / Pukul
Kegunaan : Metode tuang
d.
Sumur
Tempat pengambilan :
Waktu pengambilan : Minggu,
6 Mei 2012 / Pukul
Kegunaan : Metode tuang
2. Makanan/Minuman
a.
Biskuit Biskuat
Komposisi :
Produksi : Pt. Kraff Foods Company Indonesia
Kegunaan : Metode
tabur
b.
Mizone
Komposisi : Air Aqua™, gula fruktosa, asam sitrat,
natrium klorida, natrium sitrat, kalium klorida, kalsium laktat, magnesium
sulfat, pencita rasa passion fruit, vitamin C, vitamin B3, vitamin B5, vitamin
B6, vitamin B12, kalium sorbat, sucralose (1.5 mg)
Kegunaan : Metode
sebar
c.
Oreo
Komposisi : Gula, tepung gandum (terigu), minyak
sayuran (minyak kelapa sawit), serbuk koko (bubuk coklat), pewarna karamel,
lesitin soya (lesitin kedelai), garam, natrium bokarbonat, perisa vanila.
Produksi : PT.
Nabisco Foods
Kegunaan : Metode
tabur
d.
Sirup Marjan
Komposisi : Gula Pasir, Sari Kelapa dan sari Pandan/
Sirup Rasa Cocopandan - Kelapa dan Pandan), Air, PErasa Cocopandan, Asam
Sitrat, dan pewarna: Ponceau 4R (CI 16255) dan Tartrazin (CI 19140)
Produksi : PT Lasallefood
Kegunaan : Metode
sebar
e.
Susu Ultra Coklat
Komposisi :Susu sapi segar, Sukrosa,
Bubuk coklat, Pemantapnabati, Perisa Coklat
Produksi : PT Ultrajaya Milk Industry,
Tbk. Bandung, Indonesia.
Kegunaan : Metode
sebar
f.
Teh botol Sosro
Komposisi : Air,ekstra melati dan gula
Produksi : PT. Sinar Sosro
Kegunaan : Metode
sebar
3. Tanah
a.
Kuburan china
Tempat pengambilan :
Waktu pengambilan : Minggu,
6 Mei 2012 / Pukul
Kegunaan : Metode tabur
b.
R.S Wahidin
Tempat pengambilan : R.S
Wahidin
Waktu pengambilan : Minggu,
6 Mei 2012 / Pukul
Kegunaan : Metode tabor
D. Uraian Mikroba
1. Jamur
a.
Candida
albicans
Klasifikasi:
Kingdom :
Eukariotik
Divisio :
Mycota
Class :
Denteromycetes
Ordo :
Pseudosaccharomycetales
Family : Candida
Spesies : Candida
albicans
Morfologi:
Pada sediaan mikroskopik eksudat,
candida tampak sebagai ragi lonjong bertunas, gram positif, ukurannya 2-3 x 4-6
m dan sel -sel bertunas. Gram positif yang memanjang menyerupai hifa
(pseudohifa). Pada agar Saboraud yang dieramkan pada suhu kamar, terbentuk
koloni-koloni lunak yang berwarna krem yang mempunyai bau seperti ragi.
Pertumbuhan permukaan terdiri dari sel-sel yang bertunas yang lonjong. Ini
terdiri dari pseudohifa yang membentuk blastospora pada nodus-nodus dan
kadang-kadang khlamidospora dan ujung-ujungnya. Dapat meragikan glukosa dan
maltosa, menghasilkan asam dan gas. Menghasilkan asam dari sukrosa daan tidak
bereaksi dengan laktosa.
b.
S.
Cerrevisae
Klasifikasi:
Kingdom : Fungi
Divisio :
Ascomycota
Class :
Hemiascomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family :
Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces cerevisiae
Morfologi:
merupakan kelompok mikroba yang
tergolong dalam khamir (yeast). S. Cereviceae secara morfologis umumnya
memiliki bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar, hanya sekitar
1-3µm sampai 1-7µm3.
S.Cerevisiae memiliki dinding sel yang
mengandung a-D-Glukan, kitin, dan manoprotein. Dinding selnya ini diketahui
mempunyai 3 lapisan, yaitu lapisan dalam alkali in-soluble (30-35%),
lapisan tengah alkali-soluble a glukan (20-22%), serta lapisan luar
adalah glikoprotein(30%) yaitu suatu karbohidrat yang tersusun dari manan yang
terfosforilasi3.
accahromyses Cerevisiae bersifat fakultatif
anaerobik mengandung 68-83% air, nitrogen, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral
dan 2,5-14% kadar N total. Cara hidupnya kosmopolitan dan mudah dijumpai pada
permukaan buah-buahan, nektar bunga dan dalam cairan yang mengandung gula,
namun ada pula yang ditemukan pada tanah dan serangga. Selain kosmopolitan, S.
Cerevisiae ini dapat pula hidup secara saprofit maupun bersimbiosis6.
c.
Rhizopus
sp
Klasifikasi:
Kingdom
: Fungi
Divisio
: Zygomycota
Class
: Zygomycetes
Ordo
: Mucorales
Familia
: Mucoraceae
Genus
: Rhizopus
Spesies
: Rhizopus oryzae
Morfologi:
Koloni berwarna putih
berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau sedikit kasar dan tidak
berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh dari stolon dan
mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora);
rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan
sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa
(duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak,
spora-spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi miselium baru
(Saktiyono, 2008). kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau
sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu
optimal untuk pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan
maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus
oryzae termasuk mikroba heterofermentatif.
2. Bakteri
a.
Escherichia
Coli
Klasifikasi:
Kingdom : Prokariotik
Divisio : Scotobacteria
Class :
Bacteria
Ordo :
Enterobacteriales
Family :
Escherichia
Spesies : Escherichia coli
Morfologi:
Kuman berbentuk batang pendek
(cocobasil), gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 m
x 1,4 m. Sebagian besar gram
positif dan beberapa strain mempunyai kapsul.
b.
Pseudomonas
aeroginosa
Klasifikasi:
Kingdom : Bacteria
Divisi : Proteobacteria
Kelas : GammaProteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Familiy : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas aeruginosa
Divisi : Proteobacteria
Kelas : GammaProteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Familiy : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas aeruginosa
Morfologi:
Bentuk batang bulat 0,5-1,5 menit mikron, ciri-ciri
pertumbuhan pada agar sel putih, dan sel tampak sendiri dan berpasangan, divisi
lebih dari satu dan berkelompok mengembang sampai tak beraturan.
c.
Staphylococcus
aureus
Klasifikasi:
Kingdom : Procaryotae
Divisi :
Schyzophyta
Kelas :
Schycomhycetes
Ordo :
Eubacteria
Family :
Micrococcaceae
Genus :
Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
Morfologi:
Kuman
ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang tidak teratur
mungkin sisinya agak rata karena tertekan. Diameter kuman antara 0,8 – 1,0
mikron. Pada sediaan langsung yang berasal dari nanah dapat terlihat sendiri,
berpasangan menggerombol dan bahkan dapat tersusun seperti rantai pendek.
Susunan gerombol yang tidak teratur biasanya di temukan pada sediaan yang
dibuat dari pembenihan padat, sedangkan dari pembenihan kaldu biasanya di
temukan tersendiri atau tersusun sebagai rantai pendek. Kuman ini tidak
bergerak, tidak berspora dan positif gram. Hanya kadang-kadang yang gram (-)
dapat di temukan pada bagian tengah gerombolan kuman, pada kuman yang telah di
fagositosis dan pada biakan tua hampir mati.
d.
Streptococcus
mutans
Klasifikasi:
Kingdom
: Monera
Divisio
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Order
: Lactobacilalles
Family
: Streptococcaceae
Genus
: Streptococcus
Species
: Streptococcus mutans
Morfologi:
Streptococcus
mutans merupakan
bakteri gram positif, bersifat nonmotil (tidak bergerak), bakteri anaerob
fakultatif. Memiliki bentuk kokus yang sendirian berbentuk bulat atau bulat
telurdan tersusun dalam rantai..Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu
sekitar 180-400 Celsius.
Streptococcus mutans biasanya ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka menjadi
bakteri yang paling kodusif menyebabkan karies untuk email gigi.
E.
Prosedur Kerja
A.
Memindahkan (Inokulasi) Biakan
1. Disiapkan
medium nutrien Agar/Potato Dekstrosa Agar tegak, NA/PDA miring dan medium NB
atau PDB.
2. Dipanaskan
ose bulat dan ose lurus di atas api sampai
berpijar/membara. Dinginkan dalam alcohol 70 % dan dipanaskan kembali sebentar
di atas nyala api. Untuk medium NA tegak diinokulasikan bakteri uji menggunakan
ose lurus secara tegak lurus. Untuk medium NA miring diinokulasi dengan cara
digores secara zig-zag di atas permukaan medium mulai dar
B. Isolasi Mikroorganisme dari Substrat Cair
1. Cara Sebar
(Spread Method)
1. Diteteskan
beberapa tetes cairan yang akan diperiksa di atas permukaan medium TEA
dalam cawan petri. Jika
cairan terlalu pekat, encerkan terlebih dahulu dengan air suling.
2. Dengan menggunakan
spatel dryglasky atau jarum inokulasi yang dibengkokkan, tetesan tersebut
disebar seluas mungkin di atas permukaan medium.
3. Diinkubasikan secara terbalik cawan Petri tersebut selama 1
x 24 jam pada suhu 370C diamati pertumbuhan yang terjadi, kemudian
dilanjutkan diinkubasi 3 x 24 jam pada suhu kamar diamati pertumbuhan yang
terjadi.
4. Dipindahkan
koloni-koloni yang tumbuh ke dalam tabung yang berisi medium yang sesuai.
2. Cara Tuang (Pour Plate
Method)
1. Dicairkan medium TEA dalam penangas air,
diangkat dan diturunkan suhunya sampai mencapai 380C - 400C.
2. Dipipet 1 ml
bahan cair uji yang akan diperiksa kedalam cawan Petri steril.
3. Dituang medium TEA ke
dalam cawan Petri yang sudah diinokulasikan bahan cair uji secara aseptic.
Dihomogenkan permukaan agar dalam cawan Petri dengan mnggoyang-goyangkan secara
perlahan-lahan dengan membentuk angka delapan dan biarkan medium mengeras.
4. Diinkubasikan secara
terbalik cawan Petri tersebut selama 1 x 24 jam pada suhu 370 C
diamati pertumbuhan yang terjadi, kemudian dilanjutkan diinkubasi 3 x 24 jam
pada suhu kamar diamati pertumbuhan yang terjadi.
5. Dipindahkan
koloni-koloni yang tumbuh ke dalam tabung yang berisi medium yang sesuai.
C. Isolasi Mikroorganisme dari Substrat Padat
Cara
Tabur (Spread Method)
1.
Dicairkan
medium dalam penangas air, dinginkan dan dituangkan secara aseptis ke dalam
cawan Petri steril, biarkan mengeras.
2.
Digerus
bahan yang akan diperiksa dalam mortir yang sebelumnya sudah disterilkan dengan
mencuci sedikit dengan alcohol 70 %.
3.
Dibersihkan
spatel, disterilkan dengan alcohol 70 % dan dilewatkan pada nyala api.
4.
Diambil
sedikit bahan padat yang telah digerus dan ditaburkan secara merata di atas
permukaan medium dalam cawan Petri. Ditunggu selama 10 menit.
5. Diinkubasikan
selama 24 – 72 jam dalam posisi normal.
6. Dipindahkan
koloni-koloni yang tumbuh ke dalam tabung yang berisi medium yang sesuai.
.
BAB
III
KAJIAN
PRAKTIKUM
- Alat yang digunakan
Adapun alat yang dipakai dalam praktikum ialah Autoklaf,
Botol coklat, Cawan petri, Cottonbath steril, Erlenmeyer, Inkubator, Karet,
Lampu spiritus, Lumpang dan alu, Ose bulat, Ose lurus, Rak tabung, Sendok
tanduk, Spatel, Spoit, Tabung reaksi, Timbangan analitik dan Trigalsky.
B.
Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan pada pembuatan medium yaitu: Air cucian piring, Air
kanal pampang, Air laut Pantai Losari, Air sumur, Alkohol, Aquades, Bakteri (Escherichia Coli, Pseudomonas Aeroginosa,
Staphylococcus aureus, Sreptococcus Mutans), Biskuat, Jamur (Candida Albicans, S. Cerrevisae, Rhizopus sp),
Kapas, Kertas timbang, Ketombe, Kotoran gigi, Kotoran ketiak, Kotoran telinga,
Medium Nutrient agar miring, Medium nutrient agar tegak, Label, Oreo, PDA (Potato
Dextrosa Agar), Pepton, Sirup Marjan, Susu Ultra coklat, Tanah Kuburan China,
Tanah R.S Wahidin, Tauge, TEA (Tauge Ekstrak Agar), Teh botol Sosro dan Tissu.
C. Cara Kerja
1. Penanaman
(Inokulasi) Mikroba Uji
a. Medium GNA tegak
1.
Disiapkan medium GNA tegak dengan mengambil sebanyak 10 ml menggunakan
spoit kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dibiarkan memadat.
2.
Ose lurus dipijarkan di atas nyala lampu spirius, ose lurus yang telah
disterilkan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi bakteri Pseudomonas aeroginosa kemudian
ditusukkan pada NA tegak dengan menggunakan ose lurus diusahakan tegak
dan lurus dan pengerjaannya dilakukan dekat dengan nyala api lampu spiritus dan
ditutup kembali kapas. Ose disterilkan kembali.
3.
Tabung reaksi diberikan label dan diinkubasi dalam
inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 370C.
4.
Dilakukan hal yang sama pada jamur Candida albicans dan diinkubasi dalam enkas pada suhu 25oC
selama 3 x 24 jam.
b. Medium GNA miring.
1.
Disiapkan
medium GNA dengan cara mengambil GNA sebanyak 7 ml menggunakan
spoit dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan diatur kemiringannya agar GNA
miring dapat terbentuk dengan baik. Sebelum dituang, mulut tabung reaksi dan
labu erlenmeyer dipijarkan sebentar di atas nyala api.
2. Ose bulat dipijarkan di atas nyala lampu spiritus,
kemudian ose dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi bakteri Pseudomonas
aeroginosa dan ditusukkan kedalam GNA miring dengan cara zig-zag, lalu ose
disterilkan kembali.
3. Tabung reaksi diberikan label dan diinkubasi dalam
inkubator selama 1x 24 jam pada suhu 37oC.
4. Dilakukan hal yang sama pada jamur Candida albicans dan diinkubasi dalam
enkas pada suhu 25oC selama 3 x 24 jam.
c. Medium cair
1. Diambil 10 ml GNB
menggunakan spoit steril yang telah disiapkan kedalam tabung reaksi yang
sebelumnya pada mulut tabung reaksi dan labu Erlenmeyer telah dipijarkan
sebentar.
2. Tabung reaksi
dibiarkan berdiri tegak, dan
ose bulat yang telah disterilkan
dimasukkan pada tabung reaksi yang berisi bakteri Pseudomonas aeroginosa, kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi medium cair.
3. Tabung
reaksi diinkubasi dalam inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37oC.
4. Dilakukan
hal yang sama untuk jamur Candida
albicans dan diinkubasi dalam enkas pada suhu 25oC selama 3 x 24
jam.
2. Pemindahan
(Isolasi) Mikroba Uji
a. Cara Sebar (Spread Method)
1.
Diambil
1 ml sampel (sirup marjan) disebar merata diatas permukaan medium dalam cawan
petri dengan menggunakan trigalsky
2.
Diambil 10 ml medium TEA dan dimasukkan kedalam cawan petri yang telah berisi
sampel kemudian
ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar. Sebelumnya mulut labu Erlenmeyer
telah dipijarkan sebentar, atau penuangan dilakukan secara aseptis.
3.
Diinkubasi selama 1 x 24 jam dalam inkubator pada suhu 37oC
4.
Dilakukan hal yang sama pada no.1-2 dan diinkubasi dalam
enkas pada suhu 25oC selama 3 x 24 jam.
b. Cara Tuang (Pour Plate Method)
1.
Dituangkan sampel (Air kanal
pampang) sebanyak 1 ml kedalam cawan petri steril.
2.
Kemudian dituangkan medium TEA sebanyak 10 ml kedalam cawan
petri tersebut dengan cara aseptik (dipijarkan sebentar mulut labu erlenmeyer).
3.
Diratakan
permukaan medium dengan
cara menggoyang-goyangkan dengan
putaran yang sama (8)/seimbang
4.
Medium
dibiarkan membeku.
5.
Diinkubasi selama 1 x 24 jam dalam inkubator pada suhu 37oC
6. Dilakukan hal
yang sama pada no.1-4 dan diinkubasi dalam enkas pada suhu 25oC
selama 3 x 24 jam.
c. Cara Gores
1. Dituang medium
TEA ke dalam cawan petri steril sebanyak 10 ml,
kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar.
2. Setelah
medium membeku, sampel (kotoran ketiak)
digoreskan pada medium
dengan menggunakan cottonbath secara zig-zag.
3. Diinkubasi selama
1 x 24 jam dalam inkubator pada suhu 37oC
4. Dilakukan hal
yang sama pada no.1-2 dan diinkubasi dalam enkas pada suhu 25oC
selama 3 x 24 jam.
d. Cara Tabur
1. Dituang medium
TEA ke dalam cawan petri steril sebanyak 7 ml kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar.
2. Ditimbang
sampel (Tanah R.S
Wahidin) sebanyak 1 gram
3. Setelah
medium membeku, sampel (Tanah
R.S Wahidin) ditumbuk sampai halus dan ditabur dengan
spatel di atas medium dan diratakan.
4. Diinkubasi selama
1 x 24 jam dalam inkubator pada suhu 37oC dan dalam enkas pada suhu
25oC selama 3 x 24 jam.
5. Dilakukan hal
yang sama pada no.1-2 dan diinkubasi dalam enkas pada suhu 25oC
selama 3 x 24 jam.
BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum
1.
Gambar Hasil Praktiukum
a. Isolasi Mikroba
|
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FARMASI
UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
|
![]()
1
2
3
4
5
6
7
|
|
Sampel : Air Kanal Pampang
Medium : TEA (Tauge Ekstrak Agar)
Metode : Tuang
|
Keterangan:
1.
Cawan petri
2.
Bentuk koloni
3.
Bentuk elevasi
4.
Bentuk tepi
5.
Struktur Dalam
6.
Medium TEA
7.
Sampel Air kanal
Pampang
|
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FARMASI
UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
|
![]() 1
6
5
4
3
7
![]() |
|
Sampel : Tanah R.S Wahidin
Medium : TEA (Tauge Ekstrak Agar)
Metode : Tabur
|
Keterangan:
1.
Cawan petri
2.
Bentuk koloni
3.
Bentuk elevasi
4.
Bentuk tepi
5.
Struktur Dalam
6.
Medium TEA
7.
Sampel Tanah R.S
Wahidin
|
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FARMASI
UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
|
1
3
4
5
7
2![]() |
|
Sampel : Kotoran ketiak
Medium : TEA (Tauge Ekstrak Agar)
Metode : Gores
|
Keterangan:
1.
Cawan petri
2.
Bentuk koloni
3.
Bentuk elevasi
4.
Bentuk tepi
5.
Struktur Dalam
6.
Medium TEA
7.
Sampel Kotoran
ketiak
|
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FARMASI
UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
|
![]()
4
|
|
Sampel : Sirup Marjan
Medium : TEA (Tauge Ekstrak Agar)
Metode : Sebar
|
Keterangan:
1.
Cawan petri
2.
Bentuk koloni
3.
Bentuk elevasi
4.
Bentuk tepi
5.
Struktur Dalam
6.
Medium TEA
7.
Sampel Sirup
Marjan
2. Tabel Hasil Praktikum
A. A. Inokulasi
|
Klp
|
Mikroorganisme
|
Metode |
Bentuk koloni |
I |
Pseumonas aeruginosa |
Metode Tegak
|
papilliate
|
|
|
|
Metode miring
|
menyebar
|
|
|
|
Metode cair
|
mengendap
|
|
II
|
Staphylococcus
aureus
|
Metode Tegak
|
Filiform
|
|
|
|
Metode miring
|
echinulate
|
|
|
|
Metode cair
|
mengendap
|
|
III
|
Streptococcus
mutans
|
Metode Tegak
|
Villose
|
|
|
|
Metode miring
|
Menyebar
|
|
|
|
Metode cair
|
Endapan aerob
|
|
IV
|
E.
Coli
|
Metode Tegak
|
Papilliate
|
|
|
|
Metode miring
|
Menyebar
|
|
|
|
Metode cair
|
Mengendap
|
A. Isolasi
|
Klp
|
Sampel
|
Bentuk
koloni
|
Elevasi |
Tepi
|
Struktur dalam |
Metode |
|
I
|
Marjan
|
-
|
-
|
-
|
|
Sebar
|
|
|
Kanal pampang
|
Tidak
beraturan
|
Berbukit-bukit
|
Lobate
|
Tidak
beraturan
|
Tuang
|
|
|
Kotoran ketiak
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Gores
|
|
|
Tanah RS. Wahidin
|
lingkaran
|
Datar
|
Entire
|
-
|
Tabur
|
|
II
|
Susu
ultra
|
Tidak
beraturan
|
Bertumpuk
|
undulate
|
-
|
Sebar
|
|
|
Air
cucian piring
|
lingkaran
|
Menonjol
|
Entire
|
-
|
Tuang
|
|
|
Oreo
|
Lingkaran
|
Berbukit-bukit
|
Entire
|
-
|
Tabur
|
|
|
Kotoran
gigi
|
Berbenang-benang
|
Berbukit-bukit
|
Siliat
|
-
|
Gores
|
|
III
|
Biskuat
|
Lingkaran
|
Bertumpuk
|
Lobate
|
-
|
Tabur
|
|
|
Air
L. Pantai Losari
|
Lingkaran
|
Menonjol
|
Undulate
|
-
|
Tuang
|
|
IV
|
Tanah
kuburan China
|
Tidak
beraturan
|
Datar
|
Undulate
|
-
|
Tabur
|
|
|
The
botol sosro
|
Lingkaran
|
Bertumpuk
|
Entire
|
-
|
Sebar
|
|
|
Air
Sumur
|
Lingkaran
|
Menonjol
|
Entire
|
-
|
Tuang
|
B. Pembahasan
Inokulasi Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi,
sedangkan Isolasi merupakan cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari
lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni dan biakan
tersebut disebut kultur murni.
Beberapa metode isolasi yang dapat digunakan yaitu
isolasi tabur, isolasi gores , isolasi sebar , isolasi tuang
, sedangkan metode inokulasi
yaitu medium agar miring , medium agar tegak , dan medium cair .
Sumber-sumber mikroorganisme yaitu : Pada udara contohnya
seperti ; pada tanah, pada air ,pada makanan .
Cara kerja Metode Sebar pada bakteri yaitu dengan cara pertama TEA dimasukkan ke dalam cawan petri sebanyak
10 ml , lalu diamkan beberapa menit . Masukkan sirup Marjan sebanyak 1 ml
kedalam cawan petri lalu di sebar secara merata dengan menggunakan trygalsky . Lalu diinkubasi
selama 1 x 24 jam
dalam inkubator pada suhu 37oC.
Pada
bakteri staphylococcus aereus
biasanya terdapat pada jerawat, streptococcus
mutans terdapat pada karang gigi, E.colli
terdapat pada penyakit diare, pseudomonas
aeroginosa terdapat pada penyakit mata. Pada jamur candida albicans terdapat pada keputihan.
Alasan
penggunaan medium GNB (Glukosa Nutrient Broth) yaitu digunakan pada bakteri
karena menggunakan metode cair, TEA (Tauge Ekstrak Agar) pada jamur dan bakteri
karena menggunakan metode padat, dan PDA (Potato Dextreosa Agar) pada jamur
karena menggunakan metode padat.
Mikroba yang
digunakan pada praktikum Isolasi dan Inokulasi yaitu Pseudomonas aeruginosa dan Candida
albicans. Adapun kerugian dari bakteri Pseudomonas aeruginosa yaitu dapat menyebabkan kebutaan sedangkan kerugian dari
jamur Candida
albicans yaitu dapat menyebabkan sariawan dan juga menyebabkan keputihan yang
biasanya terjadi pada wanita. Bakteri dan jamur ini juga memiliki keuntungan masing-masing.
Keuntungan
dari suatu mikroba adalah dapat menghasilkan vitamin K dalam proses pencernaan
vitamin K yang dihasilkan oleh bakteri E.coli ini nantinya dipergunkan dalam
proses pembekuan darah ; digunakan dalam vaksinasi, terlebih dahulu dilemahkan sehingga
dihasilkan antibodi terhadap bakteri tersebut ; mempercepat proses fermentasi.
Medium yang digunakan pada praktikum yaitu medium PDA (Potato Dextrosa
Agar) berguna untuk pertumbuhan jamur karena tinggi karbohidrat jamur. Medium
TEA (Tauge Ekstrak Agar) untuk pertumbuhan bakteri dan jamur karena mengandung
nutrient keduanya, medium ini digunakan untuk sampel yang diambil dari tanah
ataupun air, untuk mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada sampel tanah
atau air. Selain itu digunakan medium GNB (Glukosa Nutrient Broth) untuk medium
cair.
Dari pengamatan, diperoleh hasil yaitu inokulasi (penanaman) mikroba Bakteri Psedeumonas aeruginosa
untuk medium cair, bentuk koloninya Sediment, untuk medium agar miring, bentuk koloninya Spreading dan untuk medium agak tegak, bentuknya Papiliate. Bakteri Staphylococcus aureus untuk medium cair,
bentuk koloninya Sediment.
Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Achinulate.
Dan untuk medium agak tegak, bentuknya Filiform. Bakteri Streptococcus mutans untuk medium cair, bentuk
koloninya Sediment
aerob. Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Spreading. Dan untuk medium agak tegak, bentuk
koloninya Villose. Bakteri Escherichia
coli untuk medium cair, bentuk koloninya Sediment. Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Spreading. Dan untuk medium agak tegak, bentuk
koloninya Papilliate.
Adapun faktor-faktor
kesalahan yaitu :
1. alat yang
digunakan tidak steril
2. pengerjaannya
tidak dengan hati-hati
3.
kurang
hati-hati dalam menusukkan atau menggoreskan sampel ke medium.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan :
I.
Penanaman (Inokulasi)
A.
Bakteri Psedeumonas aeruginosa
1. Untuk medium cair,
bentuk koloninya Sediment
2. Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Spreading.
3. Untuk medium agak tegak, bentuknya Papiliate
B.
Bakteri Staphylococcus aureus
1. Untuk medium cair,
bentuk koloninya Sediment
2. Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Achinulate
3. Untuk medium agak tegak, bentuknya Filiform
C.
Bakteri Streptococcus mutans
1. Untuk medium cair,
bentuk koloninya Sediment
aerob
2. Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Spreading
3. Untuk medium agak tegak, bentuk
koloninya Villose
D.
Bakteri Escherichia coli
1. Untuk medium cair,
bentuk koloninya Sediment.
2. Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Spreading.
3. Untuk medium agak tegak, bentuk
koloninya Papilliate.
II. Pemindahan Isolasi
1. Air kanal pampang bentuk elevasinya Raised, tepi Lobate, dan bentuk koloninya Irregular, dengan metode agar tuang.
2. Tanah R.S Wahidin, bentuk elevasinya Flat, tepi Entire, bentuk koloninya Circular, dengan metode agar tabor.
B. Saran
Agar tetap mempertahankan sifat yang sekarang , kalau memberikan respon yang mudah .
DAFTAR PUSTAKA
Adams,
M.R. 2000. Food Microbiologhy University of Surrey. Guildford. New york.
Buchanan dan E. Gibbons.,1974,“Determinative Bacteriology”,The Williams and Wilkins Company.
Ditjen
POM., 1979, Farmakope Indonesia, Edisi
III, Depkes RI, Jakarta
Ditjen
POM., 1979, Farmakope Indonesia, Edisi
IV Depkes RI, Jakarta
Djide. 2005. Penuntun
praktikum Instrumen Mikrobiologi Farmasi dasar, Jurusan
Farmasi
Universitas Hasanuddin. Makassar George,
M.,
Garrity. 2004. Taxonomi Outline Of The Prokaryotes. Spinger New York
Holt, John G, 2000. Bergey Manual of determinatif bacteriology 10
th edition, The Williams & Wilkins Company. Baltimore, Maryland
21202. United states of America.
Plezar.2007.Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press.
Jakarta
Sugyo
Hastowo. 2002. Mikrobiologi . Rajawali Pers, Jakarta.
Suriawiria,
U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas
Sinar Sinanti, Jakarta.
Lud, Waluyo. 2004. Tekhnik metode dasar mikrobiologi.
UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah. Malang
Zaraswati dkk. 2004. Dasar-dasar
Mikrobiologi. UNHAS, Makassar
Zay, B, W. (2000), Analisis
Mikroba di laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada ; Jakarta.
LAMPIRAN
1.
Isolasi
Mikroorganisme di sekitar kita
![]() |
2.
Isolasi
Mikroorganisme Dari Substrat Cair
CARA TUANG
![]() |
CARA SEBAR
![]() |
3.
Isolasi
Mikroorganisme dari substrat padat
CARA SEBAR
![]() |
Sebarkan
Merata di atas Medium TEA
|
CARA TABUR
![]() |
Sebarkan
Merata di atas Medium TEA
|
4.
Inokulasi
Mikroorganisme
Inokulasi Pada Medium Padat Tegak
![]() |
![]() |
Inokulasi Pada Medium Padat Miring
![]() |
Biarkan memadat dlm Keadaan
miring

Inokulasi Pada Medium Cair
![]() |
|||
Perhitungan
1.
PDA
(Potato Dextrosa Agar)
Komposisi
untuk pembuatan sebanyak 250 ml
@ Potato 200 gram
@ Dextrosa 10 gram
@ Agar 20gram
@ Aquadest ad 250 ml
Komposisi
untuk pembuatan sebanyak 250 ml
Potato
x 200 g = 50 g
Dextrosa
x 10 g = 2,5 g
Agar
x 20 g = 5 g
Aquadest ad 250 ml
2.
TEA
(Taoge Ekstrak Agar)
Komposisi
untuk pembuatan sebanyak 250 L
@ Tauge 200 gram
@ Dextrosa 10 gram
@ Agar 20 gram
@ Aquadest ad 250 ml
Komposisi untuk pembuatan
sebanyak 250 ml
Tauge
x 200 g = 50 g
Dextrosa
x 10 g = 2,5 g
Agar
x 20 g = 5 g
Aquadest ad 250 ml

















Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusterimakasih atasw postingannya yg lengkap, tapi saya sedih, kenapa pada bagian lampiran itu tidak ada gambarnya atau isinya ya? padahal yg sngaat saya butuhkan ada pada bagian tersebut. saya harap dpat dilengkapi. trimakasih
BalasHapus