Jumat, 21 Juni 2013

laporan isolasi inokulasi


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme. Medium akan menstimulir pertumbuhan mikroba yang dipelihara karena mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut seperti senyawa-senyawa organik (ptotein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin) sehingga akan memperoleh biakan mikroorganisme yang murni dan dapat melihat mikroorganisme yang ada disekitar kita.
Pentingnya mengisolasi suatu mikroba dari lingkungan kita seperti pada makanan (subtrat padat), minuman (subtrar cair) atau pada diri kita sendiri karena banyaknya mikroba / bakteri yang sulit untuk diamati  atau dibedakan secara langsung oleh panca indera. Sehingga dengan isolasi akan mempermudah kita untuk melihat dan mengamati bentuk-bentuk pertumbuhan mikroba pada beberapa medium yang berbeda-beda serta melihat morfologi dari mikroba tersebut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum yaitu bagaimana cara mengisolasi dan melihat mikroorganisme disekitar kita, serta bagaimana cara menginokulasi mikroorganisme yang murni dan melihat morfologinya.
C. Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk untuk mengetahui dan memahami cara penanaman dan isolasi mikroorganisme disekitar kita.
D. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk :
1.    Menanam atau menginokulasi bakteri Pseudomonas aeroginosa pada medium Agar tegak, Agar miring, dan medium cair
2.    Untuk mengisolasi mikroorganisme dari sampel Air kanal pampang, air cucian piring, air sumur, air laut pantai losari, tanah R.S Wahidin, tanah Kuburan Cina, oreo, biskuit biskuat, susu ultra, mizone, sirup marjan, teh botol sosro, kotoran ketiak, kotoran gigi, kotoran telinga dan ketombe pada medium TEA (Tauge Ekstrak Agar) dan PDA (Potato Dextrosa Agar)
E. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara mengisolasi mikroorganisme dengan metode agar tuang, gores, tabur dan sebar, serta cara menginokulasi mikroorganisme dengan metode agar miring, agar tegak dan medium cair.

F. Kerangka fikir
Sampel
Bakteri                                                   Produk/lingkungan
                                                                 
    Sampel
Inokulasi                                                        Isolasi
        Miring       tegak      Cair                    Tuang   Sebar    Tabur  Gires


Bentuk koloni, Struktur dalam, Sudut Elepasi, Tepi








BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Singkat
Mikroba yang menular bagi manusia terdapat hampir dimana sajadalam lingkungan hidupnya, termasuk tanah, air, makanan dan hewan lain. Namun reservoir yang paling signifikan adalah manusia, baik floramanusia lain maupun flora sendiri. Pada kenyataannya, mikroba yang menyebabkan banyak infeksi adalah anggota dari flora asli penjamu. Mikroorganisme ini berdiam tanpa membahayakn dalam tubuh penjamusecara mutualistis atau simbiotis. Namun, keadaan pada penjamu dapat menyebabkan hubunga hubungan tersebut menjadi bersifat parasitis, dan mikroorganisme yang sama akan menyebabkan morbiditas dan/ atau mortalitas pada penjamu.
Mikrobiologi ialah telah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme : bakteri, protozoa, virus, serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai  jasad-jasad renik ini (juga dinamakan mikrobe atau protista); dimana ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya, pengendaliannya, dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahteraan kita (Michael J, 1986).
Metode yang di gunakan untuk mendapatkan  koloni bakteri sebagai sumber biakan murni yaitu metode goresan (Streak-plate method) dan metode tuang (pour-plate method) (Zaraswati, 2004).
Metode Piringan Goresan (Streak plate method)
Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45 C, dituang kedalam cawan petri steril (cawan gelas dengan garis tengah 3 inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan kawat gelang penginokulasi yang penuh dengan biakan campuran, goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada beberpa metode penggoresan yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organisme pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian kebagian lain cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu sama lain. Sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian, koloni tunggal dapat dipindahkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni (Zaraswati, 2004).
Metode Tuang (Pour plate method)
Terdiri atas  penginokulasian biakan campuran kedalam  tabung uji yang mengandung agar  mencair yang telah didinginkan pada suhu 45 C. Isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian dituangkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan padat. Pertumbuhan kjoloni terjadi baik dalam medium. Tujuan pada kedua prosedur ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehinga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah dalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringnan kedua digores kembali dengan organisme yang berasal dari koloni yang diisolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni (Zaraswati, 2004).
Media Biakan
Beberapa bakteri dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon oraganik seperti gula. Bakteri lain memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yang kepadanya ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lain, hampir semua media yang dipakai sehari-hari dapat  dibeli secara kom ersial sebagai tepung kering. Jadi untuk membuat suatu medium yang harus dilakukan ialah menimbang jumlah tepung yang diperlukan, menambahkan air, dan mensterilkan sebelum dipakai (Zaraswati, 2004).
Untuk menumbuhkan bakteri pada permukaan padat 1,5 sampai 2 % agar ditambahkan pada medium yang dipilih, disiapkan dalam tabung yang kemudian ditutup dan disterilkan. Sesudah disterilisasi dan selagi campuran itu masih cair, tabung kadang-kadang dimiringkan setelah menjadi padat akan diperoleh luas permukaan yang besar guna pertumbuhan bakteri. Ini biasanya disebut miring, sebagai kontras dengan tabung agak penuh yang telah dibiarkan menjadi padat pada posisi tegak lurus yang disebut dalam. Yang tgerakhir ini diinokulasikan dengan cara tusukan (suatu jarum inokulasi ditusukkan kedalam medium yanmg setengah padat dalam tabung tegak lurus yang menghasilkan pertumbuhan organisme sepanjang tusukan itu) (Zaraswati, 2004).
Pada mikroba  penyebab penyakit, patogenitas bakteri ditentukan oleh kemampuannya menimbulkan penyakit. Serologi juga digunakan dalam pencirian mikroba, cabang ilmu ini sangat bermanfaat dalam identifikasi kelompok tertentu seperti Salmonella dan Shigella.
Mikroorganisme yang akan diisolasi dapat berupa biakan murni atau populasi campuran. Bila biakan yang akan diidentifikasi ini tercemar, perlu dilakukan pemurnian terlebih dahulu. Lazimnya, pemurnian dilakukan dengan cara menggores suspensi mikroba yang akan diisolasi pada agar lempengan. Stelah diperoleh koloni terpisah, dibuat pewarnaan Gram dari beberapa koloni untuk melihat kemurnian biakan (Lay. Bibiana, 1994).
Setelah diperoleh biakan murni dapat dilakukan serangkaian uji untuk memperoleh ciri morfologi dan biokimia dari isolat. Setiap uji yang dilakukan harus menggunakan kontrol untuk mengetahui apakah media serta reagens yang digunakan memenuhi persyaratan. Selain itu kontrol digunakan untuk melihat bahwa tekhnik yang digunakan benar dan tepat. Untuk melihat bahwa media yang digunakan bekerja dengan baik dapat digunakan mikroba yang memberikan hasil positif dan negatif  (Lay. Bibiana, 1994).
Koloni mikroba yang tumbuh mempunyai bentuk bermacam-macam tergantung jenis mikroba yang tumbuh dan macam media yang digunakan. Di dalam media cair, mikroba akan tumbuh dalam waktu 24-48 jam. Pertumbuhan mikroba di dalam suatu medium cair dapat dilihat dalam berbagai bentuk, misalnya :
Ø  Kekeruhan, yang biasanya terlihat pada seluruh bagian medium.
Ø  Pertumbuhan pada permukaan yang dapat berbentuyk polikel, cincin, flokulan atau membran.
Ø  Sedimen, endapan yaitu kumpulan sel-sel yang mengumpul pada dasar tabung dan akan menyebar lagi jika tabung digerakkan atau dikocok.
Agar miring merupakan suatu bentuk medium yang digunakan untuk membiakan mikroba, terutama yang bersifat aerobik atau aerobik fakultatif, sedangkan agar tegak sering digunakan dalam uji motilitas mikroba. Kultur mikroba dapat juga dibiakkan dengan cara menginokulasi pada agar cawan, kemudian penyebaran kultur di atas agar, dilakukan dengan pertolongan loop yang dilengkungkan bagian atasnya, atau menggunakan batang gelas (Chairuddin Lakare, 1999).
Ada beberapa cara untuk menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu : goresan langsung, goresan kuadran dan goresan radian. Sedangkan koloni yang tumbuh pada agar cawan dapat dibedakan dalam besarnya, warna, penampakannya apakah keruh atau bening, bentuk penyebarannya, bentuk kemunculannya di atas dan bentuk permukaan (Chairuddin Lakare, 1999).
Dalam pengerjaan mikrobiologi, semua pekerjaan dilakukan secara aseptis, di mana kontaminasi oleh mikroba lain yang tidak dikehendaki dicegah semaksimal mungkin. Pekerjaan aseptis ini dilakukan di dalam enkas dan harus dilakukan secara hati-hati tetapi secepat mungkin untuk menghindari kontaminasi. (Chairuddin Lakare, 1999).

B. Uraian Bahan

1. Air suling (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi                  :   AQUA DESTILLATA
Nama lain                     :   Air suling/aquades.
RM/BM                          :   H2O/18,02.
Pemerian                      :  Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan              :  Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan                    :  Sebagai pelarut.
2.  Alkohol (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi          :   AETANOLUM
Nama lai              :   Etanol
Rumus molekul   :   C2H5OH
Pemerian              : Cairan tak berwarna, jernih, mudah      menguap, dan   mudah bergerak , bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dan memberikan warna biru tanpa   asap.
Kelarutan               :sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform  P,   dalam eter P.
Penyimpanan      : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari    cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api
Kegunaan            :  Sebagai antiseptik.
3   Agar (Ditjen POM, 1979)
     Nama resmi          : AGAR
     Sinonim               :  Agar-Agar
Pemerian             :  Berkas potongrpih atau butiran, jingga lemah     kekuningan   sampai kuning pucat atau berwarna, tidak berbau atau lemah, rasa berlendir.
       Kelarutan            :  Praktis tidak larut dalam air , dan larut dalam air mendidih.
       Penyimpanan    :  Dalam wadah tertutup baik.
       Kegunaan          :  Sebagai bahan pemadat medium.
      4.  Pepton (Ditjen POM, 1979)
               Nama Resmi      :  PEPTON
               Sinonim              :   Pepton Kering
  Pemerian           :   Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat; bau khas,   tidak   busuk.
  Kelaruta         : Larut dalam air; memberikan larutan berwarna coklat                             kekuningan yang bereaksi agak asam; praktis tidak larut dalam etanol (95 %) P dan dalam eter P.
Penyimpanan     :    Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan                        :    Sebagai sumber nutrien mikroba.
5.  Sukrosa (Ditjen POM, 1995)
     Nama Resmi        :   SUCROSUM
     Sinonim               :   Sukrosa, gula tebu
 Pemerian            :   Hablur putih atau tidak berwarna, massa hablus atau bentuk kubus, serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara, larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan               :    Sangat mudah larut dalam air, tidak mudah larut dalam  mendidih, sukar larut dalam etanol
    Penyimpanan       :   Dalam wadah tertutup baik.
    RM/BM                 :   C12H22O11 / 342,20
    Kegunaan            :   Sebagai campuran medium TEA
6.    Ekstrak Beef (Ditjen POM, 1995)
Nama resmi         :   BEEF EXTRAK
Sinonim               :     Kaldu nabati dan kaldu hewani.
Pemerian             :     Berbau dan berasa pada lidah.
Kelarutan            :     Larut dalam air dingin.
Penyimpanan     :     Dalam wadah tertutup rapat.
      Kegunaan           :     Sebagai sumber nutrien mikroba
7.    Tauge (Klasifikasi”http://id. wikipedia. org/ wiki/ kacang hijau”)
Regnum              :     Plantae
Divisio                  :     Spermatophyta
Sub Diviso          :     Angiospermae
Class                    :     Magnoliopsida
Ordo                     :     fabales
Familia                 :     Fabaceae
Genus                  :     Vigina
Spesies                :     Vigina radiate
Kegunaan           :     Untuk ekstraknya; sebagai sumber nutrien mikroba.
C. Uraian Sampel
1.    Air
a.    Cucian piring
Tempat pengambilan :   
Waktu pengambilan   :    Minggu, 6 Mei 2012 / Pukul
Kegunaan                    :    Metode tuang
b.    Kanal pampang
Tempat pengambilan :   Pampang
Waktu pengambilan   :    Minggu, 6 Mei 2012 / Pukul
Kegunaan                    :    Metode tuang
c.    Pantai Losari
Tempat pengambilan :   Pantai losari
Waktu pengambilan   :    Minggu, 6 Mei 2012 / Pukul
Kegunaan                    :    Metode tuang
d.    Sumur
Tempat pengambilan : 
Waktu pengambilan   :    Minggu, 6 Mei 2012 / Pukul
Kegunaan                    :    Metode tuang
2.    Makanan/Minuman
a.    Biskuit Biskuat
Komposisi  :
Produksi     : Pt. Kraff Foods Company Indonesia
Kegunaan  :  Metode tabur
b.    Mizone
Komposisi  : Air Aqua™, gula fruktosa, asam sitrat, natrium klorida, natrium sitrat, kalium klorida, kalsium laktat, magnesium sulfat, pencita rasa passion fruit, vitamin C, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin B12, kalium sorbat, sucralose (1.5 mg)
Produksi     : Danone Aqua
Kegunaan  :  Metode sebar
c.    Oreo
Komposisi   : Gula, tepung gandum (terigu), minyak sayuran (minyak kelapa sawit), serbuk koko (bubuk coklat), pewarna karamel, lesitin soya (lesitin kedelai), garam, natrium bokarbonat, perisa vanila.
Produksi     : PT. Nabisco Foods
Kegunaan  :  Metode tabur
d.    Sirup Marjan
Komposisi  : Gula Pasir, Sari Kelapa dan sari Pandan/ Sirup Rasa Cocopandan - Kelapa dan Pandan), Air, PErasa Cocopandan, Asam Sitrat, dan pewarna: Ponceau 4R (CI 16255) dan Tartrazin (CI 19140)
Produksi     : PT Lasallefood
Kegunaan  :  Metode sebar
e.    Susu Ultra Coklat
Komposisi     :Susu sapi segar, Sukrosa, Bubuk coklat, Pemantapnabati, Perisa Coklat
Produksi     : PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk. Bandung, Indonesia.
Kegunaan  :  Metode sebar
f.     Teh botol Sosro
Komposisi  : Air,ekstra melati dan gula
Produksi     : PT. Sinar Sosro
Kegunaan  :  Metode sebar
3.    Tanah
a.    Kuburan china
Tempat pengambilan :
Waktu pengambilan   :    Minggu, 6 Mei 2012 / Pukul
Kegunaan                    :    Metode tabur
b.    R.S Wahidin
Tempat pengambilan :    R.S Wahidin
Waktu pengambilan   :    Minggu, 6 Mei 2012 / Pukul
Kegunaan                    :    Metode tabor
D. Uraian Mikroba
1.    Jamur
a.    Candida albicans
Klasifikasi:
Kingdom     : Eukariotik
Divisio         : Mycota
Class           : Denteromycetes
Ordo            : Pseudosaccharomycetales
Family         : Candida
Spesies       : Candida albicans
Morfologi:
Pada sediaan mikroskopik eksudat, candida tampak sebagai ragi lonjong bertunas, gram positif, ukurannya 2-3 x 4-6 m dan sel -sel bertunas. Gram positif yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). Pada agar Saboraud yang dieramkan pada suhu kamar, terbentuk koloni-koloni lunak yang berwarna krem yang mempunyai bau seperti ragi. Pertumbuhan permukaan terdiri dari sel-sel yang bertunas yang lonjong. Ini terdiri dari pseudohifa yang membentuk blastospora pada nodus-nodus dan kadang-kadang khlamidospora dan ujung-ujungnya. Dapat meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas. Menghasilkan asam dari sukrosa daan tidak bereaksi dengan laktosa.

b.    S. Cerrevisae
Klasifikasi:
Kingdom   : Fungi
Divisio                   : Ascomycota
Class                     : Hemiascomycetes
Ordo                       : Saccharomycetales
Family                    : Saccharomyces
Spesies                 :  Saccharomyces  cerevisiae


Morfologi:
merupakan kelompok mikroba yang tergolong dalam khamir (yeast). S. Cereviceae secara morfologis umumnya memiliki bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar, hanya sekitar 1-3µm sampai 1-7µm3.
S.Cerevisiae memiliki dinding sel yang mengandung a-D-Glukan, kitin, dan manoprotein. Dinding selnya ini diketahui mempunyai 3 lapisan, yaitu lapisan dalam alkali in-soluble (30-35%), lapisan tengah alkali-soluble a glukan (20-22%), serta lapisan luar adalah glikoprotein(30%) yaitu suatu karbohidrat yang tersusun dari manan yang terfosforilasi3.
accahromyses Cerevisiae bersifat fakultatif anaerobik mengandung 68-83% air, nitrogen, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral dan 2,5-14% kadar N total. Cara hidupnya kosmopolitan dan mudah dijumpai pada permukaan buah-buahan, nektar bunga dan dalam cairan yang mengandung gula, namun ada pula yang ditemukan pada tanah dan serangga. Selain kosmopolitan, S. Cerevisiae ini dapat pula hidup secara saprofit maupun bersimbiosis6.
c.    Rhizopus sp
Klasifikasi:
Kingdom   : Fungi
Divisio       : Zygomycota
Class          : Zygomycetes
Ordo          : Mucorales
Familia       : Mucoraceae
Genus         : Rhizopus
Spesies       : Rhizopus oryzae
Morfologi:
Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak, spora-spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi miselium baru (Saktiyono, 2008). kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu optimal untuk pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif.
2.    Bakteri
a.    Escherichia Coli
Klasifikasi:
Kingdom     : Prokariotik
Divisio         : Scotobacteria
Class           : Bacteria
Ordo            : Enterobacteriales
Family         : Escherichia
Spesies       : Escherichia coli
Morfologi:
Kuman berbentuk batang pendek (cocobasil), gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 m  x  1,4 m. Sebagian besar gram positif dan beberapa strain mempunyai kapsul.
b.    Pseudomonas aeroginosa
Klasifikasi:
Kingdom     :  Bacteria
Divisi
           :  Proteobacteria
Kelas
           :  GammaProteobacteria
Ordo
            :  Pseudomonadales
Familiy
        :  Pseudomonadaceae
Genus
         :  Pseudomonas
Spesies
       :  Pseudomonas aeruginosa
Morfologi:
Bentuk batang bulat 0,5-1,5 menit mikron, ciri-ciri pertumbuhan pada agar sel putih, dan sel tampak sendiri dan berpasangan, divisi lebih dari satu dan berkelompok mengembang sampai tak beraturan.
c.    Staphylococcus aureus
Klasifikasi:
Kingdom     : Procaryotae
Divisi           : Schyzophyta
Kelas           : Schycomhycetes  
Ordo            : Eubacteria
Family         : Micrococcaceae
Genus         : Staphylococcus
Spesies       : Staphylococcus aureus
Morfologi:
Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang tidak teratur mungkin sisinya agak rata karena tertekan. Diameter kuman antara 0,8 – 1,0 mikron. Pada sediaan langsung yang berasal dari nanah dapat terlihat sendiri, berpasangan menggerombol dan bahkan dapat tersusun seperti rantai pendek. Susunan gerombol yang tidak teratur biasanya di temukan pada sediaan yang dibuat dari pembenihan padat, sedangkan dari pembenihan kaldu biasanya di temukan tersendiri atau tersusun sebagai rantai pendek. Kuman ini tidak bergerak, tidak berspora dan positif gram. Hanya kadang-kadang yang gram (-) dapat di temukan pada bagian tengah gerombolan kuman, pada kuman yang telah di fagositosis dan pada biakan tua hampir mati.

d.    Streptococcus mutans
Klasifikasi:
Kingdom : Monera
Divisio : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Lactobacilalles
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Species : Streptococcus mutans
Morfologi:
            Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif, bersifat nonmotil (tidak bergerak), bakteri anaerob fakultatif. Memiliki bentuk kokus yang sendirian berbentuk bulat atau bulat telurdan tersusun dalam rantai..Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 180-400 Celsius. Streptococcus mutans biasanya ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka menjadi bakteri yang paling kodusif menyebabkan karies untuk email gigi.






E. Prosedur Kerja
A. Memindahkan (Inokulasi) Biakan
      1.   Disiapkan medium nutrien Agar/Potato Dekstrosa Agar tegak, NA/PDA miring dan medium NB atau PDB.
      2.   Dipanaskan ose bulat dan ose  lurus di atas api sampai berpijar/membara. Dinginkan dalam alcohol 70 % dan dipanaskan kembali sebentar di atas nyala api. Untuk medium NA tegak diinokulasikan bakteri uji menggunakan ose lurus secara tegak lurus. Untuk medium NA miring diinokulasi dengan cara digores secara zig-zag di atas permukaan medium mulai dar
B. Isolasi Mikroorganisme dari Substrat Cair
  1. Cara Sebar (Spread Method)
      1.   Diteteskan  beberapa tetes cairan yang akan diperiksa di atas permukaan medium TEA dalam cawan petri. Jika cairan terlalu pekat, encerkan terlebih dahulu dengan air suling.
      2.   Dengan menggunakan spatel dryglasky atau jarum inokulasi yang dibengkokkan, tetesan tersebut disebar seluas mungkin di atas permukaan medium.
      3.   Diinkubasikan  secara terbalik cawan Petri tersebut selama 1 x 24 jam pada suhu 370C diamati pertumbuhan yang terjadi, kemudian dilanjutkan diinkubasi 3 x 24 jam pada suhu kamar diamati pertumbuhan yang terjadi.
      4.   Dipindahkan koloni-koloni yang tumbuh ke dalam tabung yang berisi medium yang sesuai.
   2. Cara Tuang (Pour Plate Method)
      1.   Dicairkan medium TEA dalam penangas air, diangkat dan diturunkan suhunya sampai mencapai 380C - 400C.
      2.   Dipipet 1 ml bahan cair uji yang akan diperiksa kedalam cawan Petri steril.
      3.   Dituang medium TEA ke dalam cawan Petri yang sudah diinokulasikan bahan cair uji secara aseptic. Dihomogenkan permukaan agar dalam cawan Petri dengan mnggoyang-goyangkan secara perlahan-lahan dengan membentuk angka delapan dan biarkan medium mengeras.
      4.   Diinkubasikan secara terbalik cawan Petri tersebut selama 1 x 24 jam pada suhu 370 C diamati pertumbuhan yang terjadi, kemudian dilanjutkan diinkubasi 3 x 24 jam pada suhu kamar diamati pertumbuhan yang terjadi.
      5.   Dipindahkan koloni-koloni yang tumbuh ke dalam tabung yang berisi medium yang sesuai.
C. Isolasi Mikroorganisme dari Substrat Padat
      Cara Tabur (Spread Method)
1.    Dicairkan medium dalam penangas air, dinginkan dan dituangkan secara aseptis ke dalam cawan Petri steril, biarkan mengeras.
2.    Digerus bahan yang akan diperiksa dalam mortir yang sebelumnya sudah disterilkan dengan mencuci sedikit dengan alcohol 70 %.
3.    Dibersihkan spatel, disterilkan dengan alcohol 70 % dan dilewatkan pada nyala api.
4.    Diambil sedikit bahan padat yang telah digerus dan ditaburkan secara merata di atas permukaan medium dalam cawan Petri. Ditunggu selama 10 menit.
5.    Diinkubasikan selama 24 – 72 jam dalam posisi normal.
6.    Dipindahkan koloni-koloni yang tumbuh ke dalam tabung yang berisi medium yang sesuai.    


.






















BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
  1. Alat yang digunakan
         Adapun alat yang dipakai dalam praktikum ialah Autoklaf, Botol coklat, Cawan petri, Cottonbath steril, Erlenmeyer, Inkubator, Karet, Lampu spiritus, Lumpang dan alu, Ose bulat, Ose lurus, Rak tabung, Sendok tanduk, Spatel, Spoit, Tabung reaksi, Timbangan analitik dan Trigalsky.
B. Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan pada pembuatan medium yaitu: Air cucian piring, Air kanal pampang, Air laut Pantai Losari, Air sumur, Alkohol, Aquades, Bakteri (Escherichia Coli, Pseudomonas Aeroginosa, Staphylococcus aureus, Sreptococcus Mutans), Biskuat, Jamur (Candida Albicans, S. Cerrevisae, Rhizopus sp), Kapas, Kertas timbang, Ketombe, Kotoran gigi, Kotoran ketiak, Kotoran telinga, Medium Nutrient agar miring, Medium nutrient agar tegak, Label, Oreo, PDA (Potato Dextrosa Agar), Pepton, Sirup Marjan, Susu Ultra coklat, Tanah Kuburan China, Tanah R.S Wahidin, Tauge, TEA (Tauge Ekstrak Agar), Teh botol Sosro dan Tissu.


C. Cara Kerja
1.    Penanaman (Inokulasi) Mikroba Uji
a. Medium GNA tegak
1.    Disiapkan medium GNA tegak dengan mengambil sebanyak 10 ml menggunakan spoit kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dibiarkan memadat.
2.    Ose lurus dipijarkan di atas nyala lampu spirius, ose lurus yang telah disterilkan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi bakteri Pseudomonas aeroginosa kemudian ditusukkan pada NA tegak dengan menggunakan ose lurus diusahakan tegak dan lurus dan pengerjaannya dilakukan dekat dengan nyala api lampu spiritus dan ditutup kembali kapas. Ose disterilkan kembali.
3.    Tabung reaksi diberikan label dan diinkubasi dalam inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 370C.
4.    Dilakukan hal yang sama pada jamur Candida albicans dan diinkubasi dalam enkas pada suhu 25oC selama 3 x 24 jam.
b.  Medium GNA miring.
1. Disiapkan medium GNA dengan cara mengambil GNA sebanyak 7 ml menggunakan spoit dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan diatur kemiringannya agar GNA miring dapat terbentuk dengan baik. Sebelum dituang, mulut tabung reaksi dan labu erlenmeyer dipijarkan sebentar di atas nyala api.
2. Ose bulat dipijarkan di atas nyala lampu spiritus, kemudian ose dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi bakteri Pseudomonas aeroginosa dan ditusukkan kedalam GNA miring dengan cara zig-zag, lalu ose disterilkan kembali.
3. Tabung reaksi diberikan label dan diinkubasi dalam inkubator selama 1x 24 jam pada suhu 37oC.
4. Dilakukan hal yang sama pada jamur Candida albicans dan diinkubasi dalam enkas pada suhu 25oC selama 3 x 24 jam.
c.  Medium cair
1.    Diambil 10 ml GNB menggunakan spoit steril yang telah disiapkan kedalam tabung reaksi yang sebelumnya pada mulut tabung reaksi dan labu Erlenmeyer telah dipijarkan sebentar.
2.    Tabung  reaksi  dibiarkan  berdiri  tegak, dan  ose  bulat yang telah disterilkan dimasukkan pada tabung reaksi yang berisi bakteri Pseudomonas aeroginosa, kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi medium cair.
3.    Tabung reaksi diinkubasi dalam inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37oC.
4.    Dilakukan hal yang sama untuk jamur Candida albicans dan diinkubasi dalam enkas pada suhu 25oC selama 3 x 24 jam.



2.    Pemindahan (Isolasi) Mikroba Uji
a.  Cara Sebar (Spread Method)
1.  Diambil 1 ml sampel (sirup marjan) disebar merata diatas permukaan medium dalam cawan petri dengan menggunakan trigalsky
2.  Diambil 10 ml medium TEA dan dimasukkan kedalam cawan petri yang telah berisi sampel kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar. Sebelumnya mulut labu Erlenmeyer telah dipijarkan sebentar, atau penuangan dilakukan secara aseptis.
3.  Diinkubasi selama 1 x 24 jam dalam inkubator pada suhu 37oC
4.  Dilakukan hal yang sama pada no.1-2 dan diinkubasi dalam enkas pada suhu 25oC selama 3 x 24 jam.
b.  Cara Tuang (Pour Plate Method)
1.  Dituangkan sampel (Air kanal pampang) sebanyak 1 ml kedalam cawan petri steril.
2.  Kemudian dituangkan medium TEA sebanyak 10 ml kedalam cawan petri tersebut dengan cara aseptik (dipijarkan sebentar mulut labu erlenmeyer).
3.  Diratakan   permukaan  medium   dengan   cara   menggoyang-goyangkan dengan putaran yang sama (8)/seimbang
4.  Medium dibiarkan membeku.
5.  Diinkubasi selama 1 x 24 jam dalam inkubator pada suhu 37oC
6. Dilakukan hal yang sama pada no.1-4 dan diinkubasi dalam enkas pada suhu 25oC selama 3 x 24 jam.
c.  Cara Gores
1. Dituang medium TEA ke dalam cawan petri steril sebanyak 10 ml, kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar.
2. Setelah medium membeku, sampel (kotoran ketiak) digoreskan  pada medium dengan menggunakan cottonbath secara zig-zag.
3. Diinkubasi selama 1 x 24 jam dalam inkubator pada suhu 37oC
4. Dilakukan hal yang sama pada no.1-2 dan diinkubasi dalam enkas pada suhu 25oC selama 3 x 24 jam.
d. Cara Tabur
1. Dituang medium TEA ke dalam cawan petri steril sebanyak 7 ml kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar.
2. Ditimbang sampel (Tanah R.S Wahidin) sebanyak 1 gram
3. Setelah medium membeku, sampel (Tanah R.S Wahidin) ditumbuk sampai halus dan ditabur dengan spatel  di  atas medium dan diratakan.
4. Diinkubasi selama 1 x 24 jam dalam inkubator pada suhu 37oC dan dalam enkas pada suhu 25oC selama 3 x 24 jam.
5. Dilakukan hal yang sama pada no.1-2 dan diinkubasi dalam enkas pada suhu 25oC selama 3 x 24 jam.


BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A.   Hasil Praktikum
1.    Gambar Hasil Praktiukum
a. Isolasi Mikroba

LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
   1
2
3

        4
     5


        6

    7
Sampel   : Air Kanal Pampang
Medium  : TEA (Tauge Ekstrak Agar)
Metode   : Tuang
Keterangan:
1.    Cawan petri
2.    Bentuk koloni
3.    Bentuk elevasi
4.    Bentuk tepi
5.    Struktur Dalam
6.    Medium TEA
7.    Sampel Air kanal 
      Pampang










LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
  1

 6


    5
     4

   3
   7
  2
Sampel   : Tanah R.S Wahidin
Medium  : TEA (Tauge Ekstrak Agar)
Metode   : Tabur
Keterangan:
1.    Cawan petri
2.    Bentuk koloni
3.    Bentuk elevasi
4.    Bentuk tepi
5.    Struktur Dalam
6.    Medium TEA
7.   Sampel Tanah R.S
      Wahidin





LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
       1


    3
     4
 
       5
   7
2
   6
Sampel   : Kotoran ketiak
Medium  : TEA (Tauge Ekstrak Agar)
Metode   : Gores
Keterangan:
1.    Cawan petri
2.    Bentuk koloni
3.    Bentuk elevasi
4.    Bentuk tepi
5.    Struktur Dalam
6.    Medium TEA
7.    Sampel Kotoran
                                                      ketiak






LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1

2

3
    4

    5
 6

    7
Sampel   : Sirup Marjan
Medium  : TEA (Tauge Ekstrak Agar)
Metode   : Sebar
Keterangan:
1.    Cawan petri
2.    Bentuk koloni
3.    Bentuk elevasi
4.    Bentuk tepi
5.    Struktur Dalam
6.    Medium TEA
7.    Sampel Sirup
      Marjan

















2.   Tabel Hasil Praktikum

A.   A. Inokulasi


Klp
Mikroorganisme

Metode

Bentuk koloni

I

Pseumonas aeruginosa

Metode Tegak

papilliate



Metode miring

menyebar



Metode cair

mengendap

II
Staphylococcus aureus

Metode Tegak

Filiform



Metode miring

echinulate



Metode cair

mengendap

III
Streptococcus mutans

Metode Tegak

Villose



Metode miring

Menyebar



Metode cair

Endapan aerob

IV
E. Coli

Metode Tegak

Papilliate



Metode miring

Menyebar



Metode cair

Mengendap

           
A.      Isolasi
Klp
Sampel
Bentuk koloni

Elevasi

Tepi

Struktur dalam

Metode

I
Marjan
-
-
-

Sebar

Kanal pampang
Tidak beraturan
Berbukit-bukit
Lobate
Tidak beraturan
Tuang

Kotoran ketiak
-
-
-
-
Gores

Tanah RS. Wahidin
lingkaran
Datar
Entire
-
Tabur
II
Susu ultra
Tidak beraturan
Bertumpuk
undulate
-
Sebar

Air cucian piring
lingkaran
Menonjol
Entire
-
Tuang

Oreo
Lingkaran
Berbukit-bukit
Entire
-
Tabur

Kotoran gigi
Berbenang-benang
Berbukit-bukit
Siliat
-
Gores

III
Biskuat
Lingkaran
Bertumpuk
Lobate
-
Tabur

Air L. Pantai Losari
Lingkaran
Menonjol
Undulate
-
Tuang
IV
Tanah kuburan China
Tidak beraturan
Datar
Undulate
-
Tabur

The botol sosro
Lingkaran
Bertumpuk
Entire
-
Sebar

Air Sumur
Lingkaran
Menonjol
Entire
-
Tuang

B. Pembahasan
Inokulasi Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi, sedangkan Isolasi merupakan cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni dan biakan tersebut disebut kultur murni.
Beberapa  metode isolasi yang dapat digunakan yaitu isolasi tabur, isolasi gores , isolasi sebar , isolasi  tuang  , sedangkan metode inokulasi  yaitu medium agar miring , medium agar tegak , dan medium cair .
Sumber-sumber mikroorganisme yaitu : Pada udara contohnya seperti ; pada tanah, pada air ,pada makanan .
Cara kerja Metode Sebar pada bakteri yaitu dengan cara pertama TEA dimasukkan ke dalam cawan petri sebanyak 10 ml , lalu diamkan beberapa menit . Masukkan sirup Marjan sebanyak 1 ml kedalam cawan petri lalu di sebar secara merata dengan menggunakan trygalsky . Lalu diinkubasi selama 1 x 24 jam dalam inkubator pada suhu 37oC.
Pada bakteri staphylococcus aereus biasanya terdapat pada jerawat, streptococcus mutans terdapat pada karang gigi, E.colli terdapat pada penyakit diare, pseudomonas aeroginosa terdapat pada penyakit mata. Pada jamur candida albicans terdapat pada keputihan.
Alasan penggunaan medium GNB (Glukosa Nutrient Broth) yaitu digunakan pada bakteri karena menggunakan metode cair, TEA (Tauge Ekstrak Agar) pada jamur dan bakteri karena menggunakan metode padat, dan PDA (Potato Dextreosa Agar) pada jamur karena menggunakan metode padat.
Mikroba yang digunakan pada praktikum Isolasi dan Inokulasi yaitu Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans. Adapun kerugian dari bakteri Pseudomonas aeruginosa yaitu dapat menyebabkan kebutaan sedangkan kerugian dari jamur Candida albicans yaitu dapat menyebabkan sariawan dan juga menyebabkan keputihan yang biasanya terjadi pada wanita. Bakteri dan jamur ini juga memiliki keuntungan masing-masing.
Keuntungan dari suatu mikroba adalah dapat menghasilkan vitamin K dalam proses pencernaan vitamin K yang dihasilkan oleh bakteri E.coli ini nantinya dipergunkan dalam proses pembekuan darah ; digunakan dalam vaksinasi, terlebih dahulu dilemahkan sehingga dihasilkan antibodi terhadap bakteri tersebut ; mempercepat proses fermentasi.
Medium yang digunakan pada praktikum yaitu medium PDA (Potato Dextrosa Agar) berguna untuk pertumbuhan jamur karena tinggi karbohidrat jamur. Medium TEA (Tauge Ekstrak Agar) untuk pertumbuhan bakteri dan jamur karena mengandung nutrient keduanya, medium ini digunakan untuk sampel yang diambil dari tanah ataupun air, untuk mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada sampel tanah atau air. Selain itu digunakan medium GNB (Glukosa Nutrient Broth) untuk medium cair.
Dari pengamatan, diperoleh hasil yaitu inokulasi (penanaman) mikroba Bakteri Psedeumonas aeruginosa untuk medium cair,  bentuk koloninya  Sediment, untuk medium agar miring, bentuk koloninya Spreading dan untuk medium agak tegak, bentuknya Papiliate. Bakteri Staphylococcus aureus untuk medium cair,  bentuk koloninya  Sediment. Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Achinulate. Dan untuk medium agak tegak, bentuknya Filiform. Bakteri  Streptococcus mutans untuk medium cair,  bentuk koloninya  Sediment aerob. Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Spreading. Dan untuk medium agak tegak, bentuk koloninya Villose. Bakteri Escherichia coli untuk medium cair,  bentuk koloninya  Sediment. Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Spreading. Dan untuk medium agak tegak, bentuk koloninya Papilliate.
Adapun faktor-faktor kesalahan yaitu :
1. alat yang digunakan tidak steril
2. pengerjaannya tidak dengan hati-hati
3. kurang hati-hati dalam menusukkan atau menggoreskan sampel ke medium.
BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan :
I.      Penanaman (Inokulasi)
A.   Bakteri Psedeumonas aeruginosa
1.    Untuk medium cair,  bentuk koloninya  Sediment
2.    Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Spreading.
3.    Untuk medium agak tegak, bentuknya Papiliate
B.   Bakteri Staphylococcus aureus
1.    Untuk medium cair,  bentuk koloninya  Sediment
2.    Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Achinulate
3.    Untuk medium agak tegak, bentuknya Filiform
C.   Bakteri  Streptococcus mutans
1.    Untuk medium cair,  bentuk koloninya  Sediment aerob
2.    Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Spreading
3.    Untuk medium agak tegak, bentuk koloninya Villose
D.   Bakteri Escherichia coli
1.    Untuk medium cair,  bentuk koloninya  Sediment.
2.    Untuk medium agar miring, bentuk koloninya Spreading.
3.    Untuk medium agak tegak, bentuk koloninya Papilliate.

II. Pemindahan Isolasi
1.  Air  kanal pampang bentuk elevasinya Raised, tepi Lobate, dan bentuk koloninya Irregular, dengan metode agar tuang.
2.  Tanah R.S Wahidin, bentuk elevasinya Flat, tepi Entire, bentuk koloninya Circular, dengan metode agar tabor.
 B. Saran
Agar tetap mempertahankan sifat yang sekarang  , kalau memberikan respon yang mudah  .






























DAFTAR PUSTAKA

Adams, M.R. 2000. Food Microbiologhy University of Surrey. Guildford. New york.
Buchanan dan E. Gibbons.,1974,“Determinative Bacteriology”,The Williams and Wilkins Company.

Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta
Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia, Edisi IV Depkes RI, Jakarta
Djide. 2005. Penuntun praktikum Instrumen Mikrobiologi Farmasi dasar, Jurusan
            Farmasi Universitas Hasanuddin. Makassar George, M.,  
Garrity. 2004. Taxonomi Outline Of The Prokaryotes. Spinger New York
Holt, John G, 2000. Bergey Manual of determinatif bacteriology 10 th edition, The Williams & Wilkins Company. Baltimore, Maryland 21202. United states of America.

Plezar.2007.Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta
 Sugyo Hastowo. 2002. Mikrobiologi . Rajawali Pers, Jakarta.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.
 Lud, Waluyo. 2004. Tekhnik metode dasar mikrobiologi. UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah. Malang

Zaraswati dkk. 2004. Dasar-dasar Mikrobiologi. UNHAS, Makassar

 Zay, B, W. (2000), Analisis Mikroba di laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada ; Jakarta.











LAMPIRAN
1.    Isolasi Mikroorganisme di sekitar kita
 


























2.    Isolasi Mikroorganisme Dari Substrat Cair
CARA TUANG
 














CARA SEBAR


 















3.    Isolasi Mikroorganisme dari substrat padat

CARA SEBAR

 









                                    Sebarkan Merata di atas Medium TEA
Inkubasi
1 x 24 jam
 
 













CARA TABUR

 









                                    Sebarkan Merata di atas Medium TEA
Inkubasi
1 x 24 jam
 
 





4.    Inokulasi Mikroorganisme
Inokulasi Pada Medium Padat Tegak
 






                                    Biarkan memadat
 



Inokulasi Pada Medium Padat Miring
 






                                                         Biarkan memadat dlm Keadaan miring
 




Inokulasi Pada Medium Cair

 














Perhitungan
1.  PDA (Potato Dextrosa Agar)
     Komposisi untuk pembuatan sebanyak 250 ml
@  Potato             200 gram
@  Dextrosa        10 gram
@  Agar                  20gram
@  Aquadest       ad 250 ml
     Komposisi untuk pembuatan sebanyak 250 ml
     Potato  x 200 g = 50 g
     Dextrosa  x 10 g = 2,5 g
     Agar  x 20 g = 5 g
     Aquadest  ad 250 ml

2.  TEA (Taoge Ekstrak Agar)
     Komposisi untuk pembuatan sebanyak 250 L
@  Tauge             200 gram
@  Dextrosa   10 gram
@  Agar                  20 gram
@  Aquadest       ad 250 ml
Komposisi untuk pembuatan sebanyak 250 ml
Tauge  x 200 g = 50 g
Dextrosa  x 10 g = 2,5 g
Agar  x 20 g = 5 g
Aquadest  ad 250 ml